Harapan tim nasional (timnas) sepakbola U-23 untuk meraih kemenangan perdana di ajang SEA Games XXV 2009 Laos , gagal terwujud. Bermain heroikdi Stadion Utama National Sport Complex, Vientiane , Laos , Sabtu (5/12), Toni Sucipto dkk ditahan imbang Singapura 2-2.
Pertandingan yang disaksikan kurang lebih 15 ribu penonton itu, berlangsung cukup menarik. Di awal laga, Indonesia bermain kurang tenang dan terkesan nervous, khususnya di lini tengah dan belakang. Bahkan kiper Franky Irawan pun juga terlihat kurang tenang setiap mengamankan gawangnya.
Kondisi itu benar -benar dimaksimalkan para pemain Singapura. Melalui sebuah set piece tendangan sudut di menit keenam, striker Singapura Muhammad Safuwan menyambar bola tinggi dengan tandukan yang tidak mampu dijangkau Franky Irawan.
Gol itu semakin membuat tertekan para pemain Indonesia . Itu terlihat dengan tidak jalannya pola 4-4-2 yang dikembangkan pelatih asal Uruguay , Alberto Bica. Sebaliknya, Singapura terus melanjutkan tekanannya. Dari sebuah tendangan bebas dari luar kotak penalti, Mohammad Saiful bin Esah Nain kembali menjinakkan Franky Irawan menit ke-23. Tendangan ‘pisang’ kaki kiri Saiful sukses membidik tiang jauh gawang Indonesia , saat Franky Irawan sudah mati langkah untuk menggapai bola tersebut.
Kedudukan 2-0 semakin membuat Singapura kesetanan. Namun akibat kondisi fisik pemain mereka yang tidak mendukung, lambat namun pasti permainan mulai dikendalikan Timnas U-23. Hal ini tidak lepas konsistensi permainan sang kapten Toni Sucipto dan tandemnya di lini tengah Egi Melgiansyah, serta dua pemain sayap Sultan Samma’ dan Stevie Bonsapia.
Kendati duet Boaz Solossa dan Engel Bert selalu mendapat kawalan ketat dari pemain belakang Singapura, namun para pemain gelandang Indonesia dengan pasti mulai mengalirkan umpan-umpan terukur. Hasilnya Sultan Samma’ yang menusuk dari sayap kiri dengan terlebih dulu melewati dua pemain belakang Singapura, memberikan umpan silang yang berhasil dimaksimalkan Stevie Bonsapia (42). Gol itu menjadi pelecut permainan Indonesia , meski sampai jeda kedudukan tidak berubah.
Di babak kedua, Indonesia tampil dominan. Beberapa kali permainan cepat Boaz dan Engel Bert membuat kalang kabut pertahanan Singapura. Indonesia akhirnya mampu menyamakan kedudukan melalui sundulan Rendy (64), memaksimalkan tendangan sudut yang dilakukan Tony Sucipto.
Seterusnya Indonesia terus menekan permainan Singapura, yang telah kehabisan tenaga. Sayang, beberapa peluang yang lahir melalui Boaz, Egi Melgiansyah, serta peluang emas Engel yang tinggal berhadapan dengan kiper Singapura, Chan Yuhui, gagal mengantar kemenangan buat Indonesia. Sampai wasit Vo Minh Tri ( Vietnam ) meniupkan peluit panjang, kedudukan tidak berubah.
Manajer Indonesia Andi Darussalam Tabusalla tak mampu menyembunyikan kegundahannya usai pertandingan. Menurutnya, seharusnya Indonesia bisa memenangkan pertandingan, bila pada babak kedua tadi, para pemain tampil lebih tenang.
“ Ada sekitar empat peluang emas yang gagal menjadi gol. Padahal di babak kedua, Singapura sudah kehabisan tenaga. Sayang, anak-anak kurang tenang. Selain itu, mereka kurang berani bermain cepat dari kaki ke kaki,” ujar Salam, panggilan karib Andi Darussalam.
Kendati demikian, Salam tetap mensyukuri hasil imbang ini. “Paling tidak dengan hasil ini peluang kita ke semifinal masih terbuka lebar. Saya berharap pada laga selanjutnya, anak-anak tampil lebih baik lagi dan bisa meraih kemenangan,” pungkasnya.
Hal senada diungkapkan Alberto Bica, pelatih Indonesia . Menurutnya, pemain asuhannya kurang tenang saat menyerang dan bertahan. “Secara umum sebenarnya kami tampil bagus. Tetapi di awal pertandingan, para pemain memang nervous sehingga mereka sulit mengembangkan permainan. Ini tidak boleh terjadi lagi saat menghadapi Laos dan Myanmar nanti,” ujar Bica.
Sementara itu, Manajer Singapura Eugene Loo menyalahkan administrasi panitia penyelenggara, sehingga fisik pemainnya tidak bisa maksimal. “Setiap hari kami harus berjalan jauh untuk latihan. Itu jelas sangat menyita fisik pemain. Apalagi lapangan latihan juga pindah-pindah, sehingga waktu kami benar-benar tersita di jalan,” protesnya.
Pada laga kedua, Senin (7/12) mulai 17.45 WIB, Indonesia bertemu Laos di Stadion Chao Anu-vong. Sebelumnya di tempat yang sama, Myanmar menghadapi Singapura.
sumber : http://www.pssi-football.com
semoga aj prestasi sepakbola indonesia semakin berjaya ditingkat internasional. jgn tingkat nasional (klub) aj yang heboh tapi harus menunjukkan prestasi yang bagus dilevel internasional
ReplyDeleteamien...
ReplyDeleteOleh karena itu, cintailah pesepak bolaan Indonesia...
Dukung terus Indonesia....
Wah2.. sayang bgt yah...
ReplyDeletemoga2 aja pd pertandingan berikutnya bisa menang...
amin.........
amien....
ReplyDelete