12.29.2011

Karapan Sapi : Aku ingin menjadi Sapi Karapan

Karapan Sapi. Setiap kali berkenalan dengan kawan baru , aku medapati perasaan kesal dan malu yang sama saat mendengar komentar mereka tentang Madura. Orang berkulit legam , galak , suka bertengkar  ( carok ), kumuh , dan suka melanggar aturan. Apalagi kalau mereka kadang mengejekku dengan sebutan tukang sate atau tukang cukur [1]. Parahnya , ketika bertemu dengan kawan yang berasal dari Kalimantan . Dengan wajah polos dia berkata , “ Hud , katanya orang Madura itu baunya kayak bau sapi ya ? “ lalu kujawab juga dengan wajah yang lebih polos , “ ni cium aja ketekku , bau sapi ga ? hahaaa “ . Walau tujuannya gurau sih , tapi image tentang Madura itu benar – benar sesuatu banget.

Tidak benar bahwa orang Madura itu berimage buruk seperti yang disebutkan diatas. Tetapi benar , bahwa banyak perantau Madura yang berdagang sate. Hal ini tidak lepas dari keterikatan emosional antara orang Madura dengan Sapi. Ya , mungkin kalau dikait – kaitkan gurauan teman aku tadi bahwa orang Madura memiliki bau yang mirip dengan sapi , ya karena ikatan emosional itu. Sapi seolah menjadi sebuah ikon yang tak pernah terpisahkan dari kata Madura.

Berbicara tentang sapi Madura , pernahkah kalian mendengar istilah karapan sapi ? Aku yakin pasti pernah dan bahkan mengerti. Karapan sapi adalah lomba pacu yang menggunakan sapi.  Unik , berani , ramai , asik , ngeri , dan menegangkan. Mungkin itu kata – kata yang bisa mendeskripsikannya. Berbeda dengan pacuan kuda , karapan sapi menggunakan 2 sapi yang dihubungkan oleh kayu yang langsung menjadi satu dengan tempat pijakan jokinya. Setup kayu ini dikenal dengan nama kleles. Bentuknya mirip dengan alat bajak sawah. Bahannya terbuat dari kayu bambu karena kayu ini memiliki kekuatan mekanik yang lentur dan ringan dibandingkan kayu lainnya. Agar lebih menarik , biasanya para penjoki memberikan sentuhan ukiran khas daerah kecamatan atau kabupaten asalnya.

Menurut legenda , karapan sapi dibawa oleh Adipoday , seorang pangeran keturunan raja Majapahit yang berkelana di Madura. Pada saat itu , tepatnya di pulau sapudi yang saat ini masuk kawasan kabupaten Sumenep sedang dalam kesulitan bercocok tanam. Dia memberikan inisiatif untuk membajak sawah dengan menggunakan sepasang sapi , mengingat disana populasi sapi sangat banyak. Alhasil , mereka berhasil meningkatkan produktivitas pertaniannya. Semua orangpun berlomba – lomba bercocok tanam dengan memanfaatkan sapinya. Untuk menghormati jasa Adipoday ini , maka diadakanlah balapan sapi yang dikenal dengan istilah Karapan Sapi dan Pulau Sapudi adalah pulau penghasil sapi karapan berkualitas nomor satu.

Karapan sapi diadakan di alun – alun kota atau kecamatan , tepat di depan pendopo [2]. Biasanya diadakan pada musim tanam sekitar bulan November tiap tahunnya. Karapan sapi dibagi kedalam 2 tingkat divisi , yaitu kadipatenan dan karisedanan. Kadipatenan adalah kompetisi tingkat kabupaten yangmana seleksi diadakan di setiap Kabupaten. Di Madura terdapat 4 Kabupaten , yaitu Bangkalan , Sampang , Pamekasan , dan Sumenep. Biasanya masing – masing Kecamatan di setiap Kabupaten ikut serta untuk meramaikannya.  Setelah itu , masing – masing jagoan kadipatenan akan diadu di tingkat karesidenan. Di tingkat kersidenan inilah para peserta akan memperebutkan piala presiden.

Lintasan karapan sapi berupa luasan lapangan sepak bola. Didalam lintasan tidak ada garis pembatas layaknya lintasan atletik tetapi tetap ada garis start dan finish. Sistem pacuannya berupa drag race. Sapi karapan bebas mendahului dari sisi mana saja asalkan tidak boleh menabrak sapi karapan lainnya. Mengendalikan sapi dengan kecepatan tinggi merupakan hal yang sangat susah. Tak jarang banyak penjoki yang nyaris jatuh di tengah perlombaan.

Hal yang paling lucu adalah disaat detik – detik memasuki finish. Banyak sapi karapan yang tidak bisa di rem sehingga terpaksa menerobos batas antara lintasan dan penonton. Gerombolan penonton yang ada di depannya langsung berlari terbirit – birit menghindari si sapi karapan yang kehilangan kontrol. Takjubnya , tidak ada korban akibat kejadian ini.

Karapan sapi merupakan hal yang prestigious bagi penduduk lokal Madura. Menjadi pemenang merupakan suatu kebanggaan dan prestasi yang besar. Apalagi menjadi juara di tingkat Karesidenan. Mereka akan mendapatkan uang tunai puluhan juta rupiah dan menambah rating harga sapi karapannya.

Ada beberapa hal unik tentang karapan sapi di tanah Madura.
1.      Sapi karapan diberi jamu terlebih dahulu dengan campuran telur dan madu. Dilatih dan dirawat dengan      sangat hati – hati. Bagi penjoki , sapi merupakan istri kedua yang memiliki nilai jual yang sangat tinggi

2.    Karnaval sapi sonok . Sapi sonok adalah sepasang sapi betina yang dihias dengan manik – manik cantik dan lucu. Biasanya mereka di arak mengelilingi lapangan baik itu sebelum dimulainya pertandingan atau di akhir perlombaan ( ketika final ) sebagai penyambut sapi karapan yang telah berjuang. Karnaval sapi sonok ini sangat memukau layaknya putri Indonesia yang berlenggak – lenggok di atas cat walk.

3.  Pusat perekonomian sesaat. Disinilah lapangan pekerjaan terbuka lebar yangmana banyak pedagang dadakan menjajakan dagangannya. Para turis lokal maupun mancanegara dapat  membeli aneka ragam makanan ringan khas seperti keripik tette , nasi jagung , rung-terung , dan petis ; serta dapat membeli kerajinan tangan khas Madura.  

4.   Tempat berkumpulnya penduduk desa. Inilah momentum persatuan sangat terasa. Anak – anak kecil bercanda ria , ayah dan ibu tersenyum dan bersorak , kakek , nenek , paman , dan bibi , semuanya bertemu dan berkumpul menjadi satu walaupun cuaca terik dan kering.

Ada cerita menarik terkait aku dan sapi karapan. Pada saat kecil dulu , ketika mengikuti olimpiade matematika tingkat SD aku dikenalkan oleh guruku kepada temannya. Beliau berkata “ Ya’ reh tang sapeh ( arti : Ini sapiku ) “. Begitu juga ketika mengikuti porseni SD tingkat Provinsi. Pelatih senamku yang bertemu dengan pelatih dari Kab. Probolinggo ( keturunan Madura ) mengenalkanku dengan kalimat yang sama , “ ya’ tang sapeh “. Cerita ini memberikan kesimpulan subjektif aku pribadi bahwa Madura dan sapi memiliki keterikatan emosional yang tinggi. Sapi , khususnya sapi karapan dianggap kuat , fighter , berjiwa pahlawan , membanggakan , dan kharismatik.

Madura dan sapi karapan banyak memberikan inspirasi bagi saya dan mungkin semua orang Madura. Mereka berdua dapat menyatukan seluruh elemen masyarakat. Ayah , ibu , anak , tan-tretan [3] , rakyat , pejabat , dan kawan. Semua bersatu dalam suasana ceria dan bersahabat.  Semoga saja setelah membaca artikel ini , kalian akan dapat menambah daftar kata untuk mendeskripsikan Madura.
 




Meskipun tak ada hubungan kekerabatan antara aku dan sapi , tapi aku ingin menjadi sapi karapan. Malu atau bangga ?
artikel ini di link forward kepada plat-m.com, bloggernusantara.com dan idblognetwork.com

catatan kaki :
[1] Di kota Yogyakarta , kebanyakan tukang cukur berasal dari Madura. Biasanya di kaca salon tertulis " Potong Rambut Madura Cak X "
[2] Pendopo adalah rumah bupati yang letaknya didepan alun - alun dan masjid jami'.
[3] Tan - tretan adalah kerabat dekat yang dianggap sebagai saudara sendiri.

Link Exchange NET : Find Link Partners, Swap Links

Keyword : Karapan sapi , karapan sapi , sapi karapan , karapan , sapi , sapi madura , aku , karapan sapi madura , karapan sapi , karapan sapi , karapan sapi , karapan sapi , aku pengen menang , karapan sapi , ayo , karapan , sapi , ayo ikut karapan sapi , karapan sapi menang

64 comments:

  1. wahhh Nice Information Hud ^_^ Amri

    ReplyDelete
  2. berkunjung ke madura yah klo liburan :D

    ReplyDelete
  3. Kakeeeeeeeeeeeeek... :p

    Over all bagus kok da... Informatif buat orang luar madura :) Tapi sisipin bahasa madura donk!!! :p

    Bahasanya di buat lebih ceria dan ngalir lagi da... apa lagi ya???
    *hobi banget aku ngritik kamu :p

    Pengen deh blogku aktif kayak gini... Tapi kok berasa gag semept terus ya??? -________-''

    ReplyDelete
  4. udah disisipin gitu bahasa maduranya , ta' iyeh ? :D

    mksih kritikannya , mungkin akan lebih serius lagi dalam menulis kedepannya ,

    aktif ? gag juga , nyaris vakum setaun ne .. hahaa

    ReplyDelete
  5. beh... ma' ajiyah tok??? -,-a
    se laennah rah daaaa... :p

    iyaaaaaaaa... aku juga pengen nulis lagi...
    Gak nulis ngebuat aku berasa jadi gak peka... Gak suka... >.<

    Blog ku malah setahun lebih gak tak sentuh -,-a

    ReplyDelete
  6. ya udah , nulis aja ... lagipula kn latihan buat garap tugas paper :D

    ya setidaknya ada madura - maduranya lah , hihiii

    ReplyDelete
  7. iya... Pengen mulai nulis lagi...:) insyaALLAH ntar begitu UAS kelar mau nulias lagi ^_^

    bilang aja kamu gak tau bahasa madura :p

    ReplyDelete
  8. aku pernah k Madura lho Hud... :D

    ReplyDelete
  9. -cms-

    Lanjutkan gairahmu dalam menulis Hud.. :)

    ReplyDelete
  10. budaya daerah yang mesti dilestarikan
    walopun banyak yang punya karapan, tapi karapan sapi madura punya keunikan tersendiri

    GO GO GO FOR MADURESSE BULL RACE \(^0^)/

    ReplyDelete
  11. bagus hud :D

    kata"nya juga menarik dari awal sampe akhir...
    judulnya agak frontal yah?? mihihihhihi...

    -zahrina-

    ReplyDelete
  12. fikriyadi i2 mz zack ya ? hehee

    mksih cms ... :D

    ReplyDelete
  13. mbak puji , bner mbak makanya kawan , datang ke madura untuk nonton karapan sapi :D

    rina : hahaaa , iya , meskipun pengen jadi sapi karapan tp instinct manusianya masih ada :D

    ReplyDelete
  14. aseekkk, nice info ;) karakteristik sapi yg kuat sama brjiwa phlawan blm terpenuhi olehkuT.T

    ReplyDelete
  15. bagus da..
    naggapi kritikan firda : artikel ttg budaya, pndidikan dll emang bagusnya make bhs formal, bukan slank..
    ni beneran kamu ta yg nulis???
    baguss
    jadi keinget zaman sd juga, guruku juga serimg ngomong gitu kalo ngenalin aku ke temennya..
    ya si, orang luar emang rada negatif thingkin ama madura...
    haha :p

    ReplyDelete
  16. haha lupa.. ni shelvi da...

    ReplyDelete
  17. silmi : mungkin ksempatan yang akan datang bisa terpenuhi d diri qt :D

    shelvi : hahaa ,, bener shel , ini beneran aq yang nulis , tau , mungkin dengan adanya kayak beginian image madura bisa berubah , ya qt2 ini yang akan ngubah :D

    ReplyDelete
  18. Gilak !!
    Keren bangget da :Dd

    ReplyDelete
  19. asem , kayaknya cuma dikomen doank , ga dibaca ... pasti si yanu ,, zzzz :D

    ReplyDelete
  20. Aku mau'y jadi kerbau karapan aja deh,,,heee

    ReplyDelete
  21. di daerahmu ada kerbau karapankah ? :D

    ReplyDelete
  22. Kagak ade,,,cuman sering ikut gembalain kerbau kalo di kampung. sekalian jalan-jalan hahahaha

    ReplyDelete
  23. bagus dek huda cz anak muda zaman sekarang krg mengenal budayax sendiri

    ReplyDelete
  24. ;-) this really nice story ..
    walupun aku bukan orang madura asli .. tapi aku tinggal disana .. banyak hal yg dapat aku banggakan dari madura saat aku menginjakkan kaki di tempat aku minimba ilmu sekarang ..
    kalau boleh kasi pendapat ..
    di lihat dari perspektif teori dalam studiku .. pandangan2 subjektif tentang orang madura itu adalah hasil sebuah konstruksi sistem yg didapat dari budaya yg di tangkap oleh panca indra.
    mungkin begitu juga yg mendasari teman penulis berpandangan demikian ..
    tapi ,,so far pandangan subjektif itu dapat hilang jika kita sebagai generasi muda atau yg digambarkan penulis adalah "ini sapiku " dapat mengkonstruk pandangan2 subjektif itu menjadi objektif .. .

    dan saya bangga bersuku madura dan saya tidak Malu disaat orang bertanya pada saya asal saya..
    saya pasti jawab "saya Madura" walaupun sebenarnya bukan tanah kelahiran saya..
    he.he.he

    To penulis : that's nice
    so sorry the comment is to long ..;D

    ReplyDelete
  25. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  26. mau ce jd "sapi" yg bermajas..
    tp mskpun itu kbudayaan mu, haram aslix lho kan nyiksa sapi. hhaaa

    ReplyDelete
  27. hm,,,
    satu hal yg menarik mata saya, adalah kata "rung-terung".
    "rung-terung" jiah apa da?

    ReplyDelete
  28. putri : bner pud , entah kapan pandangan tentang madura bisa benar2 berubah , ya apa boleh buat , kita harus fight untuk kemajuan tidak hanya madura , tapi juga bangsa Indonesia :D

    sindu : hahaaa ,, dimana - mana burjo punya orang tasik , zzzz ... tapi mungkin suatu saat ada yang jual burmer ( bubur merah ) , i2 bubur khas madura :D

    ReplyDelete
  29. madura? kapan saya bisa ke sana? melihat aksi2 sapi..

    ingat madura, ingat bubur kacang ijo madura di deket PGRI. mantap!

    ReplyDelete
  30. aida : masak aq lebih tau ? zzzz , rung terung i2 kayak rambak tapi terbuat dari hewan laut yang katanya penduduk sekitar terung. sejenis siput laut gitu deh

    ini pasti si agung : haram gag ya ? hemmmm ,,, bingung aq , sama kayak jawab rokok itu haram atau gag ya ? hihiii

    ReplyDelete
  31. kira" sapi nya disiksa apa gk yaa ? hehe

    klo rokok mah cuma beberapa ulama yg ngeluarin fatwa haram.

    ReplyDelete
  32. aida : zzzz ,, i2 adanya cuma di kecamatan socah , CMIIW :D

    agung : disiksa sih enggak , cuma dia dikasih semacam jamuan gitu biar kuat katanya ,.. klo penggolongan penyiksaan , mungkin orang - orang penjokinya yang lebih tau karena mreka pelaku secara langsung :D

    ReplyDelete
  33. siip..menaikkan hrga org madura.. :>
    cz q jga ngrasa madura mang disebutin jelek2x >.<
    lanjutin dgn artikel laennya kak huda!! yg lbih menarik tmpilanx.. :D

    ReplyDelete
  34. harga satu sapinya berapa hud?? O.o

    -si ganteng

    ReplyDelete
  35. meskipun ane bukan asli madura, tapi hidup dimadura menjadikan q lebih mengenal madura n aq bangga pernah menjadi bagiannya :D

    ReplyDelete
  36. Semoga kita semua bisa Menduniakan Madura melalui Konten Lokal dan Positif :)

    ReplyDelete
  37. Sip.. ;)

    Lanjutkan perdjuanganmu Nak.. :D

    ReplyDelete
  38. what an interesting info it is...:)

    ReplyDelete
  39. Sukses ya semoga bisa menang... :)

    ReplyDelete
  40. Madura is Karapan Sapi. Moga karapan sapi tetap lestari...happy blogging!

    ReplyDelete
  41. info yang menarik dan bermanfaat nih sob tentang karapan sapi :D

    ReplyDelete
  42. Wah bagus nih.Jarang-jarang ada yang masih mencintai budayanya masing-masing.Nice info sob :D

    ReplyDelete
  43. mantap sobat, lanjutkan :D
    Happy New Year 2012

    ReplyDelete
  44. nice inpoh hudhud,
    kesimpulannya, kamu baunya kaya sapi ya :P

    ReplyDelete
  45. wah org asli madura juga ikut... ayo ayo nikmati kontes ini.. :))

    ReplyDelete
  46. visit me back on unikgaul.blogspot.com

    ReplyDelete
  47. saya paling suka sate madura mantap...:)

    ReplyDelete
  48. pengen nonton kerapan sapi di bangkalan, selama ini belum pernah

    oya kalo di jogja, madura identik dengan apa mas selain tukang cukur? terus kalo cukur di tempat orang madura kita dapat diskon gitu ya

    ReplyDelete
  49. iy ni shin , aku gagal dapet momentum nonton :D

    klo ngmongnya madura dapet diskon , beli sate wktu i2 jg dapet diskon , banyak lagi ... hhaahaa

    ReplyDelete
  50. Bagus sih tapi kasian sapinya gan, dihajar terus terusan...

    ReplyDelete
  51. pemilik blog ini HUDA ya??
    hahahaha.. lama tak jumpa....
    did u remember me?? :)

    ReplyDelete
  52. Woo.. Ngeksis be'en e internet.. Mon acaca dhus-matodhus..
    komenna dele ce' bennya'en..

    ReplyDelete
  53. wagh aku suka bgt nonton karapan sapi.....btw linkmu dah kupasang di blog ku,backlinknya sob,thx

    ReplyDelete
  54. asalkan jangna wajah yang pengen mirip juga seperti karapan sapi :D

    ReplyDelete
  55. sayapun tidak paham kenapa koq bisa madura bau sapi dan dayak bau ular, entah ada apa dengan hidung orang dayak. :(

    "Orang Madura itu bau sapi, orang Dayak bau ular, dan orang Jawa itu bau manusia. Bapak ini bau manusia,"

    diambil dari: http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2001/05/14/WAW/mbm.20010514.WAW79269.id.html

    ReplyDelete
  56. .Sebuah pulau kecil dengan populasi yag tinggi seiring dengan harapan yang ingin kami raih walau tak di tanah sendiri yang pasti kami mampu berdiri......


    ----Salam tretan madura-----

    ReplyDelete
  57. salam kenal,

    tulisannya keren conk,
    silahkan kunjungi balik dan datang ke sumatera barat untuk melihat bagaimana kami balapan sapi.. :D

    thank you

    ReplyDelete

Silahkan Komentar Disini